Penelokan Kintamani
Berhubung perjalanan kali ini lagi - lagi melewati kintamani maka saya sempatkan untuk mampir ke salah satu resto yang ada di desa penelokan hanya sekedar untuk membeli kopi dan pisang gorengSantai Dulu Bro |
Resto ini bernama Lakeview Restaurant, kalau mampir kemari jangan lupa untuk membeli kopi dan pisang gorengnya, walaupun dari segi harga hampir sama dengan resto lainnya, tapi aroma kopi bali nya benar-benar nyeruput, plus pisang goreng hangat yang dibumbuhi madu benar - benar pas dengan suasana desa penelokan yang cukup dingin beserta bonus pemandangan gunung batur dan danau beratan yang terlihat jelas dari sini.
Total cost yang kita habiskan disini tidak sampai 100.000 untuk 5 cangkir kopi panas dan pisang goreng madu, tepatnya hanya 80 ribu saja.
Setelah cukup puas untuk bersantai di desa penelokan kita melanjutkan perjalanan menuju kecamatan tegalalang tepatnya desa sebatu, jaraknya tidak jauh dari desa penelokan hanya memakan waktu sekitar 15 menit saja kita sudah sampai ke tujuan (maksudnya parkirannya doang).
Perjalanan Panjang
Pura pertama yang harus dilewat saat perjalanan |
Banyaknya orang yang antri untuk melukat |
Ketika sampai di parkiran, selanjutnya ketangguhan kita akan di uji, karena kita harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh untu sampai tujuan, itupun medannya tidak datar. sebelum melangkah lebih jauh kami mampir bentar diwarung setempat untuk membeli "pis Bolong" (uang kepeng) dan canang sari sebagai sarana untuk melukat nantinya.
Setelah menuruni anak tangga yang cukup dalam, kita sampai pada pura pertama yang harus kita sembahyangi sebelum lanjut menuju pura utama. di pura kecil ini juga sebenarnya ada sumber mata air yang cukup segar tapi sumber mata air ini tidak bisa dipakai melukat, hanya cuci muka saja, tap cukup menyegarkan.
berjalan beberapa meter lagi, kita akhirnya sampai ke tujuan utama, Gue sangat terkejut melihat pemandangannya, bukan terkejut karena apa, tapi karena ramainya. baguslah, akhirnya manusia pada sadar akan dosanya masing - masing dan ada niat untuk mebersihkan diri. Disini gue harus berjuang sama sepupu gue yang lain agar bisa menembus antrian yang begitu panjangnya. dan yang namanya niat baik serta diikuti dengan kesabaran gue akhirnya dapat kesempatan untuk melukat.
Mitos Desa Sebatu
Sedikit cerita saja menurut penjaga tempat melukat tersebut di katakan bahwa warna air yang digunakan untuk melukat bisa berubah warnanya menjadi sedikit keruh
jika seseorang melukat/mandi di bawah air terjun kecil tersebut.
Bilamana dalam diri orang yang mandi tersebut terdapat sesuatu hal yang
negatif maka air akan berubah keruh keputihan. tergantung
sebrapa seberapa besar hal negatif yang ada dalam diri seseorang
tersebut. hal negatif ini biasanya berupa perbuatan magic seseorang atau
perilaku orang tersebut. Itu tergantung kepercayaan masing - masing saja, karena yang saya rasakan airnya tidak ada yang berubah, mungkin dikarenakan efek terlalu ramainya sehingga prosesi melukat menjadi tidak khusuk.
harus beristirahat berkali - kali untuk kembali ke parkiran |
Melukat selesai, hatipun tenang dan badan berasa ringan plus bersih, tapi sayang masih ada rintangan selanjutnya yang harus kita lewati, yap kita harus menempuh jalan yang panjang kembali untuk menuju parkiran, jalannya berbeda dengan jalan masuk, anak tangganya lebih terjal sehingga memakan tenaga yang WAWW, bikin sesak nafas. Kitapun harus beristirahat berkali - kali untuk menuju parkiran walaupun pada akhirnya akan tetap sampai ke parkiran.
Total biaya yang dihabiskan untuk menuju tempat ini adalah, 80 ribu untuk di resto Desa Penelokan, 10 ribu untuk membeli canang dang uang kepeng, 5 ribu untuk parkiran, dan 150 ribu untuk beli bensin mobil, jadi totalnya adalah 245 ribu rupiah. salam dari Bali
No comments:
Post a Comment